MEDAN - Diduga berasal dari api dupa saat merayakan Cap Go Meh, sedikitnya empat unit rumah permanen di Jalan Pukat IV Gang Rambutan, Kelurahan Bantan Timur, Kecamatan Medan Tembung, ludes terbakar dilalap si jago merah, Jumat (11/2) pukul 13.00 WIB. Keempat rumah yang terbakar masing-masing dihuni Tjie Siong (50), Drs Hendra Prawira (46), Irianto (46) dan Lina Ng (41). Sehingga, kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Saksi mata bernama Rina menyampaikan, kebakaran berawal dari rumah Tjie Siong yang dengan cepat membesar dan membakar semua isi rumah. Sehingga, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kejadian menjadi panik dan berusaha memberitahukan kepada pemilik rumah yang sedang tertidur pulas, usai merayakan malam Cap Go Meh (perayaan hari ketujuh setelah Hari Raya Imlek).
"Api berasal dari rumah Tjie Siong yang dengan cepat membakar seluruh isi rumah berikut rumah yang berdekatan dengan rumah Tjie Siong, sehingga, ia pun tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya karena api sangat besar," ujarnya.
Lebih lanjut Rina menyampaikan penghuni tiga rumah lainnya masih sempat menyelamatkan barang-barangnya dan menyelamatkan diri lewat pintu belakang. Padahal kondisi api saat itu sangat besar dan cukup lama baru bisa dipadamkan oleh kerja keras warga.
Sementara itu, korban Tjie Siong yang ditemui wartawan terlihat sedih saat menyaksikan rumahnya telah rata dengan tanah. "Saya tak sempat lagi menyelamatkan barang-barang karena kami semua tertidur pulas. Begitu bangun kami melihat asap sudah mengepul, sehingga saya hanya membangunkan istri dan empat anak saya," ujarnya .
Dijelaskannya, meski api telah membesar dan membakar rumahnya dan tiga rumah tetangganya, namun satu pun mobil pemadam tak kunjung datang untuk memadamkan api.
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Maringan Simanjuntak SH saat dikonfirmasi wartawan Koran ini menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut dan sudah memeriksa pemilik rumah. "Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Namun, kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah," kata Maringan. (Rep: J)
Saksi mata bernama Rina menyampaikan, kebakaran berawal dari rumah Tjie Siong yang dengan cepat membesar dan membakar semua isi rumah. Sehingga, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kejadian menjadi panik dan berusaha memberitahukan kepada pemilik rumah yang sedang tertidur pulas, usai merayakan malam Cap Go Meh (perayaan hari ketujuh setelah Hari Raya Imlek).
"Api berasal dari rumah Tjie Siong yang dengan cepat membakar seluruh isi rumah berikut rumah yang berdekatan dengan rumah Tjie Siong, sehingga, ia pun tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya karena api sangat besar," ujarnya.
Lebih lanjut Rina menyampaikan penghuni tiga rumah lainnya masih sempat menyelamatkan barang-barangnya dan menyelamatkan diri lewat pintu belakang. Padahal kondisi api saat itu sangat besar dan cukup lama baru bisa dipadamkan oleh kerja keras warga.
Sementara itu, korban Tjie Siong yang ditemui wartawan terlihat sedih saat menyaksikan rumahnya telah rata dengan tanah. "Saya tak sempat lagi menyelamatkan barang-barang karena kami semua tertidur pulas. Begitu bangun kami melihat asap sudah mengepul, sehingga saya hanya membangunkan istri dan empat anak saya," ujarnya .
Dijelaskannya, meski api telah membesar dan membakar rumahnya dan tiga rumah tetangganya, namun satu pun mobil pemadam tak kunjung datang untuk memadamkan api.
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Maringan Simanjuntak SH saat dikonfirmasi wartawan Koran ini menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut dan sudah memeriksa pemilik rumah. "Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Namun, kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah," kata Maringan. (Rep: J)