Ratusan masa yang mengendarai vespa antic dari Aliansi Masyarakat Pencita Otomotif (AMPO) berunjukrasa di depan Kantor Kejati Sumut. Mereka meminta Kejati Sumut agar mengusut kasus dugaan korupsi pembangunan road race di Jalan Pancing Medan, dengan menghabiskan dana APBN Rp 3,5 miliar.
"Kami mau Kejati Sumut menusut dugaan korupsi pembangunan sirkuit road race itu, tangkap pejabat di Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut yang terkait di dalamnya,” ujar massa.
Koordinator aksi, Ramli Tarigan mengatakan, dari hasil monitoring yang selama ini dilakukan oleh Ampo, pembangunan sirkuit itu tidak terlaksana sesuai perencanaan. Terdapat gelombang-gelombang dan tambal sulam di beberapa titik lintasan.
“Kami mencium ada dugaan korupsi dalam pembangunan sirkuit itu. Kalau tidak, kenapa pengerjaannya dilakukan berulang-ulang dan terus diperbaiki saat akan serah terima pengerjaan kepada Dispora Sumut,” ujarnya.
Ramli mengatakan bahwa Ampo sudah pernah memberi masukan dan mempertanyakan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga untuk segera mengevaluasi kinerja rekanan. "Harus ada upaya dari DisporaSumut untuk menentukan sikap, karena kami menilai hasil pengerjaan proyek ini benar-benar tidak sesuai bestek, " ujarnya lagi.
Kepala Seksi Penerangan Hukum/Humas Kejatisu, Edi Irsan Tarigan mengatakan, pihaknya telah menerima berkas yang diberikan untuk ditelaah. "Ini merupakan bahan, sebagai masukan bagi kami untuk ditindaklanjuti. Hal ini akan kita laporkan ke pimpinan berikut berkasnya,” ujarnya.
Setelah menyerahkan sejumlah data sebagai bukti-bukti dugaan korupsi proyek sirkuit road race, Ampo membubarkan diri. Aksi mereka sempat menarik perhatian pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Dengan berpakaian rapid an menggunakan vesva antik dan mobil mewah, mereka berorasi di depan Kantor Kejati Sumut. Pemandangan ini berbeda dengan pemandangan demonstrasi biasanya. Demo ini dikawal oleh personil kepolisian gabungan dari Polsekta Deli Tua dan Poltabes.
"Kami mau Kejati Sumut menusut dugaan korupsi pembangunan sirkuit road race itu, tangkap pejabat di Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut yang terkait di dalamnya,” ujar massa.
Koordinator aksi, Ramli Tarigan mengatakan, dari hasil monitoring yang selama ini dilakukan oleh Ampo, pembangunan sirkuit itu tidak terlaksana sesuai perencanaan. Terdapat gelombang-gelombang dan tambal sulam di beberapa titik lintasan.
“Kami mencium ada dugaan korupsi dalam pembangunan sirkuit itu. Kalau tidak, kenapa pengerjaannya dilakukan berulang-ulang dan terus diperbaiki saat akan serah terima pengerjaan kepada Dispora Sumut,” ujarnya.
Ramli mengatakan bahwa Ampo sudah pernah memberi masukan dan mempertanyakan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga untuk segera mengevaluasi kinerja rekanan. "Harus ada upaya dari DisporaSumut untuk menentukan sikap, karena kami menilai hasil pengerjaan proyek ini benar-benar tidak sesuai bestek, " ujarnya lagi.
Kepala Seksi Penerangan Hukum/Humas Kejatisu, Edi Irsan Tarigan mengatakan, pihaknya telah menerima berkas yang diberikan untuk ditelaah. "Ini merupakan bahan, sebagai masukan bagi kami untuk ditindaklanjuti. Hal ini akan kita laporkan ke pimpinan berikut berkasnya,” ujarnya.
Setelah menyerahkan sejumlah data sebagai bukti-bukti dugaan korupsi proyek sirkuit road race, Ampo membubarkan diri. Aksi mereka sempat menarik perhatian pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Dengan berpakaian rapid an menggunakan vesva antik dan mobil mewah, mereka berorasi di depan Kantor Kejati Sumut. Pemandangan ini berbeda dengan pemandangan demonstrasi biasanya. Demo ini dikawal oleh personil kepolisian gabungan dari Polsekta Deli Tua dan Poltabes.